Sejak ditetapkan adanya COVID-19, pemerintah Indonesia menunda segala agenda yang semula akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Bukan hanya menunda acara besar negara, namun juga menerbitkan peraturan mengenai pelarangan aktifitas di luar rumah kecuali untuk hal yang mendesak.
Upaya ini dilakukan agar kehidupan kembali membaik dengan membantu menurunkan angka penularan virus COVID-19. Larangan untuk tidak banyak beraktifitas di luar masih bisa dipatuhi dalam kurun beberapa waktu.
Tapi semakin lama, peraturan tersebut justru banyak sekali merugikan masyarakat yang harus beraktifitas di luar demi menyambung hidup mereka. Bukan hanya pedagang dan pengusaha kecil, namun kendala ini juga dialami atlet Indonesia salah satunya atlet sepak bola.
Masa pandemi ini membuat beberapa agenda pertandingan sepak bola harus ditunda. Beberapa atlet baru mengaku bahwa belum pernah dimainkan sama sekali karena terhalang pandemi. Atlet sepak bola, Evan Dimas mengaku bahwa dirinya belum melakukan latihan di luar, hanya dilakukan di dalam rumah dengan panduan online. Kendala di masa pandemi ini bukan hanya mempengaruhi latihan dan kegiatan olahraga para atlet, namun juga mempengaruhi pendapatan mereka.
Masa pandemi membuat mereka harus berhenti dalam kurun waktu yang tidak bisa ditentukan sehingga beberapa orang termasuk para atlet mengalami depresi. Berdasarkan hasil wawancara para atlet yang dituliskan di jawapos, penurunan keadaan finansial ini membuat atlet mengalami depresi, keadaan psikisnya memburuk, dan berbagai permasalahan lain.
Pemasukan tim sepak bola yang terus menurun karena tidak ada pertandingan yang dilaksanan juga membuat keadaan dunia olahraga terutama sepak bola makin terpuruk. Sebagian besar pemain sepak bola menjadikan sepak bola sebagai mata pencaharian sehingga saat pertandingan ditiadakan dalam kurun waktu lama, atlet sepak bola mengalami depresi.
Seiring berjalannya waktu dan keadaan ekonomi Indonesia terus memburuk, maka pemerintah perlahan memberi kesempatan untuk kembali beraktifitas dengan syarat harus mematuhi protokol kesehatan.
Pertandingan akan dilaksanakan kembali setelah sekian lama harus dihentikan, namun dengan peraturan bahwa stadion tidak boleh ada penonton atau mengurangi jumlah penonton sehingga ada banyak ruang untuk menjaga jarak sosial.
Dunia sepak bola yang sempat terpuruk ini menjadi perbincangan di masyarakat terutama kalangan penggemar bola. Masyarakat berharap agar semuanya kembali membaik, selain karena mereka merindukan menonton pertandingan sepak bola, para atlet juga berharap mereka akan bermain di lapangan lagi.
Dengan kembalinya kegiatan seperti semula namun tetap mematuhi protokol kesehatan, maka aspek kehidupan yang lain terutama ekonomi juga akan membaik. Peraturan PSBB ataupun lockdown akan sangat berdampak bagi masyarakat.
Pertandingan sepak bola akan diadakan kembali dalam waktu dekat, tentunya dengan aturan protokol kesehatan sehingga aspek ekonomi dan kesehatan dapat berjalan beriringan.